Minggu, 18 Mei 2014

Evaluasi Kurikulum


Print Friendly and PDF

Makalah Telaah Materi Kurikulum (Nafin Nihayati dan Hany Oktavianti)


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Evaluasi kurikulum merupakan suatu proses evaluasi terhadap kurikulum secara keseluruhan baik yang bersifat makro atau ruang lingkup yang luas (ideal curriculum) maupun lingkup mikro (actual curriculum) dalam bentuk pembelajaran. Pada dasarnya kurikulum terdiri atas komponen dimana yang satu dengan yang lainnya saling terkait. Bahwa setiap komponen yang saling terkait tersebut hanya mempunyai satu tujuan yaitu tujuan pendidikan yang juga menjadi tujuan kurikulum.

Evaluasi kurikulum sendiri berisikan hakekat evaluasi kurikulum, dimensi evaluasi kurikulum, prinsip-prinsip evaluasi kurikulum, fungsi, dan prosedur evaluasi kurikulum. Evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa kinerja kurikulum secara keseluruhan ditinjau dari berbagai kriteria, evaluasi kurikulum juga suatu kebijakan publik, dimana dibanyak negara keberadaan evaluasi didasari oleh ketentuan bahwa pengembangan kurikulum terbuka untuk dievaluasi. Agar kurikulum yang baik dapat tercapai, harus diimplementasikan dengan baik, kreatif, dan inovatif.

Untuk dapat mengetahui tingkat tersebut harus melewati satu tahap yang dinamakan evaluasi kurikulum. Kata-kata yang kami ambil daru buku Prof. DR. S. HAMID HASAN adalah evaluasi kurikulum tanpa kurikulum tidak punya arti sebaliknya kurikulum tanpa evaluasi tidak akan mendapatkan hasil maksimal, baik dalam proses konstruksi kurikulum maupun dalam proses pelaksanaan kurikulum. Maka dari itu, kelompok kami akan menjabarkan materi dari evaluasi kurikulum disertai dengan studi kasus yang diangkat dari permasalahan evaluasi kurikulum yang ada di Indonesia terutama.


1.2    Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, kami merumuskan rumusan masalah sebagai berikut:
  1. Apa pengertian, tujuan, fungsi dan dimensi dari evaluasi kurikulum?
  2. Apa sajakah prinsip-prinsip evaluasi kurikulum dan prosedur evaluasi kurikulum?
  3. Evaluasi Kurikulum Pada Tingkat Makro Dan Mikro
  4. Beberapa model –model evaluasi kurikulum.

1.3    Tujuan Penulisan

  1. Untuk mengkaji dan mengetahui apa pengertian dari Evaluasi Kurikulum dan tujuan  dari evaluasi kurikulum.
  2. Untuk mengetahui apa sajakah model-model dari Evalausi Kurikulum

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Evaluasi Kurikulum

2.1.2 Pengertian Evaluasi Kurikulum


Pengertian evaluasi menurut joint committee, 1981 ialah penelitian yang sistematik atau yang teratur tentang manfaat atau guna beberapa obyek. Nana Syaodih, (1994:172) mendefinisikan evaluasi adalah merupakan kegiatan yang luas, kompleks dan terus-menerus untuk mengetahui proses dan hsil perlaksanaan system pendidikan daloam mencapai tujuan yang telah ditentukan. Rutman and Mowbray 1983 mendefinisikan evaluasi adalah penggunaan metode ilmiah untuk menilai implementasi dan outcomes suatu program yang berguna untuk proses membuat keputusan. Chelimsky 1989 mendefinisikan evaluasi adalah suatu metode penelitian yang sistematis untuk menilai rancangan, implementasi dan efektifitas suatu program.

Sedangkan pengertian kurikulum adalah sebagai berikut:
  1. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Pasal 1 Butir 19 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional);
  2. Seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pembelajaran serta metode yang digunakan sebagai pedoman menyelenggarakan kegiatan pembelajaran (Keputusan Menteri Kesehatan Nomor: 725/Menkes/SK/V/2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan di bidang Kesehatan).
  3. Menurut Grayson (1978), kurikulum adalah suatu perencanaan untuk mendapatkan keluaran (out- comes) yang diharapkan dari suatu pembelajaran. Perencanaan tersebut disusun secara terstruktur untuk suatu bidang studi, sehingga memberikan pedoman dan instruksi untuk mengembangkan strategi pembelajaran (Materi di dalam kurikulum harus diorganisasikan dengan baik agar sasaran (goals) dan tujuan (objectives) pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercapai;
  4. Sedangkan menurut Harsono (2005), kurikulum merupakan gagasan pendidikan yang diekpresikan dalam praktik. Dalam bahasa latin, kurikulum berarti track atau jalur pacu. Saat ini definisi kurikulum semakin berkembang, sehingga yang dimaksud kurikulum tidak hanya gagasan pendidikan tetapi juga termasuk seluruh program pembelajaran yang terencana dari suatu institusi pendidikan.
Jadi, evaluasi kurikulum adalah suatu proses evaluasi terhadap kurikulum secara keseluruhan baik yang bersifat makro atau ruang lingkup yang luas (ideal curriculum) maupun lingkup mikro (actual curriculum) dalam pembelajaran.

Evaluasi untuk program pelaksanaan pengembangan kurikulum ditingkat sekolah memerlukan indicator keberhasilan sebagai tolak ukur, pencapaian pelaksanaan kurikulum. Indikator keberhasilan kurikulum mencakup: 1) indicator keberhasilan sosialisasi kurikulum, 2) indicator keberhasilan penyusunan silabus, 3) indicator keberhasilan penyusunan program tahunan dan semester, 4) indicator keberhasilan penyusunan rencana pembelajaran, 5) indicator keberhasilan penyusunan bahan ajar, dan 6) indicator keberhasilan pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar.

Evaluasi pelaksanaan kurikulum tidak hanya mengevaluasi hasil belajar peserta didik dan proses pembelajarannya, tetapi juga rencana dan pelaksanaan kurikulum, kemampuan dan kemajuan peserta didik, sarana dan prasarana, serta sumber belajarnya. Hasil evaluasi pelaksanaan kurikulum dapat digunakan oleh pengambil keputusan untuk menentukan kebijakan pendidikan pada tingkat pusat, daerah dan sekolah untuk memperbaiki kekurangan yang ada dan meningkatkan hasil yang lebih maksimal.


2.1.2 Tujuan dan Fungsi Evaluasi Kurikulum

Evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa tingkat ketercapaian tujuan pendidikan yang ingin diwujudkan melalui kurikulum yang bersangkutan.

1.      Untuk perbaikan program
Bersifat konstruktif, karena informasi hasil evaluasi dijadikan input bagi perbaikan yang diperlukan di dalam program kurikulum yang sedang dikembangkan.
2.      Pertanggungjawaban kepada berbagai pihak
Diperlukan semacam pertanggungjawaban dari pihak pengembang kurikulum kepada berbagai pihak yang berkepentingan. Pihak tersebut baik yang mensponsori kegiatan pengembangan kurikulum maupun pihak yang akan menjadi konsumen dari kurikulum yang telah dikembangkan. Tujuan yang kedua ini tidak dipandang sebagai suatu kebutuhan dari dalam melainkan lebih merupakan suatu ‘keharusan’ dari luar.
3.      Penentuan tindak lanjut hasil pengembangan
Tindak lanjut hasil pengembangan kurikulum dapat berbentuk jawaban atas dua kemungkinan pertanyaan : pertama, apakah kurikulum baru tersebut akan atau tidak akan disebar luaskan ke dalam sistem yang ada? Kedua, dalam kondisi yg bagaimana dan dengan cara yang bagaimana pula kurikulum baru tersebut akan disebarluaskan ke dalam sistem yang ada? Dan untuk menghasilkan informasi yang diperlukan dalam menjawab pertanyaan diperlukan kegiatan evaluasi kurikulum.

Scriven membedakan evaluasi kurikulum dalam 2 fungsi yakni Fungsi Formatif dan Fungsi Sumatif
  • Fungsi Formatif : dilaksanakan apabila kegiatan evaluasi diarahkan untuk memperbaiki bagian tertentu dari kurikulum yang sedang dikembangkan
  • Fungsi Sumatif : dilaksanakan apabila kurikulum telah dianggap selesai pengembangannya (evaluasi terhadap hasil kurikulum).

2.1.3 Dimensi Evaluasi Kurikulum


Kurikulum memiliki dimensi yang luas karena mencakup banyak hal. Aspek-aspek kegiatan kurikulum dimulai dari perencanaan, pengembangan komponen, implementasi serta hasil belajar dianggap sebagai ruang lingkup kajian evaluasi kurikulum. Dengan demikian, evaluasi kurikulum mencakup semua aspek tersebut, artinya bahwa evaluasi kurikulum merupakan suatu proses evaluasi terhadap kurikulum secara keseuruhan baik yang bersifat makro atau ruang lingkup yang luas (ideal curriculum) maupun lingkup mikro (actual curricuum) dalam bentuk pembelajaran.

Dimensi evaluasi kurikulum mencakup dimensi program (tujuan, isi kurikulum dan pedoman kurikulum) dan dimensi pelaksanaan (input, proses, output dan dampak).

1.    Dimensi Program
  • Tujuan (institusional, kurikuler, instruksional) yang terdiri dari : Lingkup abilitas/kompetensi, kedalaman/keluasan tujuan, kesinambungan antar tujuan, relevansi antar tujuan, rumusan kalimat.
  • Isi Kurikulum (Struktur, Komposisi, Jumlah mata pelajaran, alokasi waktu) yang terdiri dari : Kesesuaian dengan tujuan, scope dan sequence, sifat isi,  esensi, kesinambungan, organisasi, keseimbangan, dan kegunaan.
  • Pedoman Pelaksanaan yang terdiri dari : Proses belajar-mengajar, sistem penilaian, administrasi dan supervisi, dan sumber belajar.

2. Dimensi Pelaksanaan


a) Komponen Masukan
  • Masukan mentah (input peserta didik)
  • Komponen- komponen yang ada didalam masukan mentah ini  yaitu : Jumlah peserta didik, minat dan motivasi, kecakapan sebelumnya, dan bakat/potensi.
  • Masukan Alat yang terdiri dari : Bahan pelajaran/pelatihan, alat-alat pembelajaran, media dan sumber belajar, pengajar/pelatih (jumlah dankualitasnya), Sistem administrasi, dan prasarana pendidikan.
  • Masukan Lingkungan yang terdiri dari : lingkungan social, lingkungan budaya, lingkungan geografis, dan lingkungan religius.
b) Komponen Proses
Interaksi unsur-unsur masukan untuk mencapai tujuan :
  • Peserta – Peserta
  • Peserta – Pengajar/pelatih
  • Peserta – Lingkungan
  • pengajar – Pengajar
c) Komponen Keluaran
Komponen keluaran ini nantinya akan menghasilkan suatu perubahan tingkah laku (kompetensi) setelah mengalami proses : pengetahuan, sikap/nilai, dan keterampilan.

d) Komponen Dampak
Dampak yang akan dirasakan oleh peserta didik di masyarakat /tempat kerja yaitu : Kemandirian, kemampuan intelektual, kemampuan social, moral, etos kerja, dsb.


2.1.4 Prinsip-prinsip Evaluasi


Beberapa prinsip yang harus dipegang dalam suatu pelaksanaan evaluasi pendidikan:

1.    Keterpaduan
Evaluasi tersebut harus memegang pada prinsip-prinsip  keterpaduan atau keselarasan. Dimana ada kesesuaian antara tujuan intruksional pengajaran tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, dan metode pembelajaran.
2.    Keterlibatan peserta didik
Dalam sebuah prinsip  evaluasi harus memperhatikan keterlibatan peserta didik merupakan suatu hal yang mutlak, karena keterlibatan peserta didik dalam evaluasi bukan alternatif dan seluruhnya mempunyai keterkaitan yang erat.
3.    Koherensi
Suatu evaluasi pendidikan harus berkaitan dengan materi pembelajaran yang telah dipelajari dan sesuai dengan ranah kemampuan peserta didik yang hendak diukur. Dan keselarasan peseta didik dengan pembelajaran harus sesuai.
4.    Pedagogis
Pedagogis adalah seni dalam mengajar. Prinsip evaluasi pendidikan yang ketujuah adalah perlu adanya alat penilai dari aspek pedagogis untuk melihat perubahan sikap dan perilaku sehingga pada akhirnya hasil evaluasi mampu menjadi motivator bagi diri siswa atau peserta didik.
5.    Akuntabel
Sudah semestinya hasil evaluasi haruslah menjadi alat akuntabilitas atau bahan pertanggungjawaban bagi pihak yang berkepentingan seperti orangtua siswa, sekolah, dan lainnya.
       
 Yang harus diperhatikan agar mendapat informasi yang akurat, diantaranya:
  1. Dirancang secara jelas abilitas
  2. Penilaian hasil belajar menjadi bagian integral dalam proses belajar mengajar.
  3. Agar hasil penilaian obyektif, menggunakan penilaian yang komprehensif.
  4. Hasilnya hendaknya diikuti tindak lanjut.
  5. Harus dibedakan antara penskoran (scoring) dengan penilaian  (grading). Penilaian harus bersifat komparabel.   
  6. Sistem penilaian yang digunakan hendaknya bagi siswa dan juga guru.   

2.1.5 Evaluasi Kurikulum Pada Tingkat Makro Dan Mikro

Ada sekurang-kurangnya dua tujuan pokok yang ingin dicapai melalui kegiatan evaluasi kurikulum. Pada tingkat mikro ini, antara lain:
  • Mengukur efek pengajaran tujuan utama evaluasi program pada tingkat mikro adalah untuk memperoleh gambaran tentang efek atau pengaruh dari pengajaran yang telah diberikan terhadap penguasaan,kemampuan yang ingin dicapai dalam suatu mata ajaran
  • Efek atau pengaruh tersebut dapat diketahui bila dilakukan perbadingan antara hasil yang dicapai peserta didik sebelum dan sesudah pengajaran diberikan.
  • Memperbaiki pengajaran,disamping untuk keperluan pengukuran efek atau pengaruh pengajaran evaluasi program tingkat mikro bertujuan pula untuk memperoleh gambaran ataupun inpormasi tentang bagian-bagian pelajaran yang masih belum dipahami oleh para peserta didik.
  • Jenis-jenis evaluasi
  • Evaluasi awal di lakukan sebelum pengajaran diberikan,fungsinya ialah untuk mengetahui kemampua awal peserta didik tentang pelajaran yang akan diberikan.
  • Evaluasi antara ; dilakukan pada setiap unit bahan yang diberikan dalam suatu mata pelajaran,dapat berbentuk tes dan bentuk-bentuk evaluasi yang lain tentang unit yang bersangkutan.
  • Evaluasi akhir dilaukan setelah pengajaran diberikan.fungsinya ialah untuk memperoleh gambaran tentang kemampuan yang dicapai pesrta didik pada akhir program.
  • Evaluasi kurikulum pada tingkat yang lebih makro
  • Berikut ini berturut-turut akan dijelaskan tentang tujuan, jenis, dan skema kegiatan evaluasi kurikulum yang tingkatnya lebih makro. Evaluasi kurikulum pada tingkat yang lebih makro dilakukan untuk menghasilkan masukan-masukan yang diperlukan bagi penyusunan dan perbaikan :
  • Tujuan dan program kurikulum
  • Bahan dan pertalatan / fasilitas pendidikan

Jenis evaluasi

Untuk mencapai tujuan evaluasi ada 4 jenis evaluasi yang perlu dilakukan :
  • Evaluasi kontek : evaluasi ini diadakan untuk menghasilkan informasi yang diperlukan dalam perecanaan program, khususnya dalam penetuan tujuan dan program kuriklum diklat
  • Evaluasi masukan : evaluasi ini diadakan untuk menghasilkan informasi yang diperlukan dalam penyiapan dan perbaikan peralatan pendidikan yang meliputi bahan ajar,sarana / alat penunjang media pengajaran stap pengajar,dan sebagainya.
  • Evaluasi proses / hasil jangka pendek : informasi untuk keperluan perbaikan program dan pelaksanaan pendidikan mencakup informasi tentang proses maupun hasil jangka pendek yang dicapai peserta didik selama dan pada akhir tiap unit program.
  • Evaluasi dampak / hasil jangka panjang : evaluasi ini diadakan untuk menghasilkan informasi yang diperlukan bagi peninjauan kembali keseluruhan program pendidikan dan penentu kegiatan tindak lanjut yang diperlukan termasuk perbaikan kurikulum pada siklus / putaran hidup.

2.2 Model Evaluasi Kurikulum

Secara garis besar , berbagai model evaluasi kurikulum yang telah di kembangkan selama ini dapat di golongkan ke dalam lima model yaitu :
1. Measurement ( Pengukuran )
2. Congruence ( Kesesuaian )
3. Illumination ( Penerangan )
4. Educational System Evaluation ( Evaluasi Sistem Pendidikan )
5. Model CIPP


2.2.1 Measurement

Evaluasi pada dasarnya adalah pengukuran perilaku siswa untuk mengungkapkan perbedaan individual maupun kelompok. Hasil evaluasi di gunakan terutama untuk keperluan seleksi siswa, bimbingan pendidikan dan perbandingan efektifitas antara dua atau lebih program/metode pendidikan. Objek evaluasi dititikberatkan pada hasil belajar terutama dalam aspek kognitif dan khususnya yang dapat di ukur dengan alat evaluasi yang objektif dan dapat di bakukan. Dalam kegiatan evaluasi , di lakukan cara-cara sebagai berikut :
  1. Menempatkan’kedudukan’ setiap siswa dalam kelompoknya melalui pengembangan norma kelompok dan evaluasi hasil belajar.
  2. Membandingkan hasil belajar antara dua atau lebih kelompok yang menggunakan program/metode pengajaran yang berbeda-beda melalui analisis secara kuantitatif.
  3. Teknik evaluasi yang digunakan terutama tes yang di susun dalam bentuk objektif, yang terus di kembangkan untuk menghasilkan alat evaluasi yang reliabel dan valid.
Konsep measurement ini memberikan sumbangan yang sangat berarti dalam hal penekanannya terhadap pentingnya objektivitas dalam proses evaluasi. Pendekatan yang digunakan oleh konsep ini masih sangat besar pengaruhnya dalam berbagai kegiatan pendidikan , seperti klasifikasi siswa, pemberian nilai di sekolah dan kegiatan penelitian pendidikan. Kelemahan dari konsep ini terletak pada penekanannya yang berlebihan pada aspek pengukuran dalam kegiatan evaluasi pendidikan.
Pada model ini dapat digunakan di ruang lingkup sekolah dan ruang lingkup pendidikan itu sendiri. Karena model evaluasi ini berkesinambungan dengan hasil evaluasi pendidikan itu sendiri. Model ini dapat di lakukan oleh seorang guru di dalam kelas guna membantu para pengembang kurikulum dalam mengevaluasi kurikulum yang digunakan .
Jadi model evaluasi ini digunakan di ruang lingkup micro hingga ruang lingkup macro. Karena sangat penting untuk memperbaiki kurikulum yang ada .

2.2.2 Congruence

Evaluasi pada dasarnya merupakan pemeriksaan kesesuaian antara tujuan pendidikan dan hasil belajar yang di capai, untuk melihat sejauh mana perubahan hasil pendidikan telah terjadi. Hasil evaluasi diperlukan dalam rangka penyempurnaan program, bimbingan , pendidikan dan pemberian informasi kepada pihak pihak di luar pendidikan. Objek evaluasi dititikberatkan pada hasil belajar dalam bentuk kognitif, psikomotorik maupun nilai dan sikap. Adapapun cara-cara yang dilakukan :
  1. Menggunakan prosedur pre and post assessment dengan menempuh langkah-langkah sebagai berikut : penegasan tujuan, pengembangan alat evaluasi dan penggunaan hasil evaluasi.
  2. Analisis hasil evaluasi di lakukan secara bagian demi bagian
  3. Teknik evaluasi mencakup tes dan teknik-teknik yang cocok untuk menilai berbagai perilaku yang terkandung dalam tujuan.
Konsep congruence ini telah menghubungkan kegiatan evaluasi dengan tujuan untuk mengkaji efektifitas kurikulum yang sedang di kembangkan. Dengan mengkaji efektifitas kurikulum dalam mencapai tujuan-tujuan yang telah di tetapkan , hal ini akan memberikan balikan kepada pengembang kurikulum tentang tujuan mana yang sudah dan yang belum di capai.

Kelemahan konsep ini terletak pada ruang lingkupnya karena tujuan evaluasi di arahkan pada kepentingan penyempurnaan program kurikulum , tapi konsep ini tidak menjadikan input dan proses pelaksanaan sebagai objek langsung evaluasi.

Model ini bisa di laksanakan pada ruang lingkup sekolah misalnya di dalam kelas dengan hasil belajar siswa dapat membantu guru untuk meberikan kontribusi kepada pengembang kurikulum untuk mengevaluasi kurikulum, apakah tujuan kurikulum itu sudah tercapai keseluruhan atau belum . Jadi pelaksanaan kurikulum ini dapat dilaksanakan di ruang lingkup micro dan macro.


2.2.3 Illumination
Evaluasi pada dasarnya merupakan studi mengenai : pelaksanaan program, pengaruh faktor lingkungan , kebaikan- kebaikan dan kelemahan program, serta pengaruh program terhadap perkembangan hasil belajar.Evaluasi lebih di dasarkan pada judgment yang hasilnya diperlukan untuk penyempurnaan program . Objek evaluasi mencakup latar belakang dan perkembangan program , proses pelaksanaan , hasil belajar dan kesulitan – kesulitan yang dialami. Adapun cara-cara yang yang dilakukan :
  1. Menggunakan prosedur yang disebut progressive focusing dengan langkah orientasi , pengamatan yang lebih terarah dan analisis sebab akibat.
  2. Bersifat kualitatif- terbuka.
  3. Teknik evaluasi mencakup : observasi , wawancara, angket dan analisis dokumen.
Konsep illumination menekankan pentingnya di lakukan evaluasi yang berkelanjutan selama proses pelaksanaan kurikulum sedang berlangsung. Gagasan yang terkandung di dalam konsep ini memang penting dan menunjang proses penyempurnaan kurikulum , karena pihak pengembang kurikulum akan memperoleh informasi yang cukup terintegrasi sebagai dasar untuk mengoreksi dan menyempurnakan kurikulum yang sedang dikembangkan.

Kelemahan terletak pada teknis pelaksanaannya :
  • Kegiatan evaluasi tidak di dahului oleh adanya perumusan kriteria yang jelas sebagai dasar bagi pelaksanaan dan penyimpulan hasil evaluasi.
  • Objektivitas dari evaluasi yang dilakukan perlu di persoalkan .
Hampir sama dengan model-model lainnya , model ini ditujukan kepada hasil belajar siswa tetapi yang membedakannya apa yang akan di evaluasi nya misalnya saja tentang program-program yang dilaksanakan, pengaruh program yang dilaksanakan terhadap hasil belajar siswa.

2.2.4 Educational System Evaluation

Evaluasi pada dasarnya adalah perbandingan antara performance setiap dimensi program dan kriteria, yang akan berakhir dengan suatu deskripsi dan judgment. Objek evaluasi mencakup input ( bahan, rencana, peralatan), proses dan hasil yang dicapai dalam arti yang lebih luas. Adapun cara-cara yang di tempuh :
1)    Membandingkan performance setiap dimensi program dan kriteria internal.
2)    Membandingkan performance program dengan menggunakan kriteria.
3)    Eksternal, yaitu performance program yang lain.
4)    Teknik evaluasi : tes, observasi , wawancara , angket dan analisis.

Ditinjau dari hakikat dan ruang lingkup evaluasi, konsep ini memperlihatkan banyak segi yang positif untuk kepentingan proses pengembangan kurikulum. Konsep ini mengemukakan perlunya evaluasi itu dilakukan terhadap berbagai dimensi program, tidak hanya hasil yang di capai, tapi juga input dan proses yang dilakukan tahap demi tahap.

Kelemahan dari model ini menyangkut dari segi teknis dan segi strategis. Persoalan teknis berkenaan dengan prosedur yang ditempuh dalam membandingkan hasil antara kurikulum yang baru dan kurikulum yang ada. Dari segi strategis menyangkut persoalan ‘nasib’ dari kurikulum yang baru tersebut bila hasil  perbandingan yang di lakukan menunjukkan perbedaan yang tidak berarti.
Pada model ini yang di evaluasi adalah pada bagian bahan , rencana dan peralatan yang ada. Secara micro kita melihat terlebih dahulu apakah guru tersebut sudah mempersiapkan bahan atau RPP  sebelum ia mengajar. Itulah yang harus dilihat pada model ini. Sehingga ruang lingkup macro mempengaruhi setelah itu pengembang kurikulum akan menilai dan mengevaluasi dimensi kurikulum bagian input ini dan dilanjutkan dengan hasil yang sudah di capai.


2.2.5 Model CIPP


Model ini menitikberatkan pada pandangan bahwa keberhasilan program pendidikan di pengaruhi oleh berbagai faktor , diantaranya : karakteristik peserta didik , lingkungan , tujuan program , peralatan yang digunakan serta prosedur dan mekanisme pelaksanaan program itu sendiri.
Model evaluasi ini menggambarkan cakupan evaluasi kurikulum yang cukup luas, tidak hanya mencakup aspek pembelajaran saja sebagai implementasi kurikulum , namun keseluruhan aspek mulai dari : konteks , masukan (input), proses dan produk atau hasil.
  • Konteks
Berkaitan dengan situasi atau latar belakang yang memengaruhi terhadap pengembangan kutrikulum tertentu yang didalamnya terdapat jenis-jenis tujuan dan strategi pencapaian yang akan dikembangkan dalam kurikulum.
  • Masukan
Berkaitang dengan bahan, peralatan , sarana , fasilitas yang disiapkan , dan mendukung serta menjadi kelengkapan dari kurikulum yang dikembangkan.
  • Proses
Berkaitan dengan pelaksanaan nyata dari kurikulum yang dikembangkan dalam bentuk proses belajar mengajar , baik dikelas maupun diluar kelas, baik kegiatan intra maupun ekstrakurikuler.
  • Product
Berkaitan dengan keseluruhan hasil yang dicapai oleh pengembangan kurikulum tersebut termasuk produk dari hasil pembelajaran. Evaluasi terhadap produk meliputi :
1. Evaluasi jangka pendek
2. Evaluasi jangka panjang

Dengan adanya evaluasi ini dapat membantu para pengembangan kurikulum dalam menyempurnakan kurikulum-kurikulum yang ada dan kurikulum yang baru. Maka dari itu para pengembangan kurikulum harus dapat memahami model-model evaluasi yang ada agar dapat menyempurnakan kurikulum tersebut dengan dibantu oleh sekolah , guru dan siswa .

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa kinerja kurikulum secara keseluruhan ditinjau dari berbagai kriteria. Indikator kinerja yang di evaluasi adalah efektifitas, relevansi, evisiensi, dan kelaiakan ( feasibillty ) program.
Tujuan evaluasi kurikulum adalah untuk keperluan : perbaikan program, pertanggung jawaban kepada berbagai pihak, dan penentuan tindak lanjut hasil pengembangan. Model evaluasi digolongkan kedalam lima model yaitu :

a. Measurement
            Evaluasi pada dasarnya adalah pengukuran perilaku siswa untuk mengungkapkan perbedaan individual maupun kelompok. Hasil evaluasi terutama digunakan untuk keperluan seleksi siswa, bimbingan pendidikan dan perbandingan efektifitas antara dua atau lebih program / metode pendidikan. Obyek evaluasi model ini menitik beratkan pada aspek kognitif dan khususnya yang dapat diukur dengan alat evaluasi yang obyektif dan dapat dibakukan.

b. Congruence
            Evaluasi pada dasarnya merupakan pemeriksaan kesesuaian antara tujuan pendidikan dan hasil belajar yang telah dicapai, untuk melihat sejauh mana perubahan atau keberhasilan pendidikan yang telah terjadi. Hasil evaluasi diperlukan dalam rangka penyempurnaan program, bimbingan pendidikan, dan pemberian informasi kepada pihak-pihak diluar pendidikan. Pada model ini obyek evaluasi menitik beratkan dalam bentuk kognitif, psikomotorik, maupun nilai dan sikap. Jenis datayang dikumpulkan adalah data obyektif khsusunya skor hasil test.

c. Illumination
            Evaluasi pada dasarnya merupakan studi mengenai : pelaksaan program, pengaruh faktor lingkungan, kebaikan-kebaikan dan kelemahan program, serta pengaruh program terhadap perkembangan hasil belajar. Pada model ini evaluasi lebih didasarkan pada jugment (pertimbangan) yang hasilnya diperlukan untuk penyempurnaan program. Obyek evaluasi pada model ini mencakup latar belakang dan perkembangan program, proses pelaksanaan, hasil belajar, dan kesulitan-kesulitan yang dialami. Jenis data yang dikumpulkan pada umumnya data subyektif (judgement data) dalam kegiatan evaluasi.

d. Educational System Evaluation
            Evaluasi pada dasarnya adalah perbandingan antara  performance setiap dimensi program dan kriteria, yang akan berakhir dengan suatu deskripsi dan judgment. Hasil evaluasi diperlukan untuk penyempurnaan program dan penyimpulan hasil program secara keseluruhan. Obyek evaluasi mencakup input (bahan, rencana, peralatan), proses, dan hasil yang dicapai dalam arti yang lebih luas. Jenis data yang dikumpulkan meliputi baik data obyektif maupun data subyektif (judgment data) dalam kegiatan evaluasi.


e. Model CIPP
            Model ini menitik beratkan pada pandangan bahwa keberhasilan program pendidikan dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya : Karakteristik peserta didik, dan lingkungan, tujuan program, dan peralatan yang digunakan, serta prosedur, dan mekanisme pelaksanaan program itu sendiri. Evaluasi kurikulum pada model ini dimaksudkan untuk membandinghkan performance atau kinerja dari berbagai dimensi program dengan sejumlah kriteria tertentu untuk menimbulkan pertimbangan.




DAFTAR PUSTAKA


Syaodih Sukmadinata, Nana. Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 1997.
Tim Pengembangan MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, Kurikulum dan Pembelajaran.Jakarta: Rajawali Pers. 2012.
Anonim, http:// sauronaqila. blogspot. com/2013/04/ makalah -evaluasi-kurikulum.html .(online) diakses 01 Mei 2014
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195705101985031-ENDANG_RUSYANI/EVALUASI_KURIKULUM.pdf (online) diakses 01 Mei 2014.




Artikel Terkait:

Comments
0 Comments

0 comments:

Posting Komentar

 

JADWAL SHALAT

PENGUNJUNG

CONTACT US


 
Cara Seo Blogger