Senin, 13 Januari 2014

Media Audio Visual


Print Friendly and PDF

BAB II
PEMBAHASAN

1.1 MEDIA AUDIO VISUAL

Sebelum beranjak ke pengertian media audio visual maka terlebih dahulu kita mengetahui arti kata media itu sendiri. Apabila dilihat dari etimologi “kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar, maksudnya sebagai perantara atau alat menyampaikan sesuatu” (Salahudin,1986:3).

Audio visual adalah media instruksional modern yang sesuai dengan perkembangan zaman (kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi), meliputi media yang dapat dilihat dan didengar” (Rohani, 1997: 97-98). Media audio visual adalah merupakan media perantara atau penggunaan materi dan penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran sehingga membangun kondisi yang dapat membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.

Jika dilihat dari perkembangan Media Pendidikan, pada mulanya media hanya dianggap sebagai alat Bantu guru. Alat Bantu yang dipakai adalah alat Bantu visual misalnya gambar, model, objek dan alat-alat lain yang dapat memberikan pengalaman kongkret, motivasi belajar serta mempertinggi daya serap dan retensi belajar siswa. Namun sayang, karena terlalu memusatkan perhatian pada alat Bantu visual yang dipakainya orang kurang memperhatikan aspek disain, pengembangan pembelajaran (instruction) produksi dan evaluasinya.

Dengan masuknya pengaruh teknologi audio pada sekitar pertengahan abad ke-20, alat visual untuk mengkonkretkan ajaran ini dilengkapi dengan alat audio sehingga kita kenal adanya alat audio-visual atau Audio-Visual Aids (AVA). “Alat Bantu Dengar” seperti : Video Tape, Televisi dan Gambar Hidup (biocope). Akan tetapi media bukan hanya menjadi alat Bantu guru atau seseorang pendidik lainnya, media mempunyai banyak manfaat bagi semua orang untuk mendapatkan informasi yang sedang berkembang dan mempermudah manusia menerima pesan darimana pun.

Media auidovisual dibagi menjadi dua jenis. Jenis pertama, dilengkapi fungsi peralatan suara dan gambar dalam satu unit, dinamakan media audiovisual murni, seperti film gerak (movie) bersuara, televisi dan video. Jenis kedua adalah media audiovisual tidak murni, yakni apa yang kita kenal dengan slide, apaque, OHP dan peralatan visual lainnya bila diberi unsur suara dari rekaman kaset yang dimanfaatkan secara bersamaan dalam satu waktu atau prosese pembelajaran.

1)      Film gerak bersuara

a)      Pengertian Film

Menurut Arsyad Azhar film adalah serangkaian gambar yang diproyeksikan kelayar pada kecepatan tertentu sehingga menjadikan urutan tingkatan yang berjalan terus sehingga menggambarkan pergerakan yang nampak normal.Film adalah gambar bergerak bersuara yang menuturkan cerita kepada penonton. Film lebih dahulu menjadi media hiburan dibanding radio siaran dan televisi. SedangkanmenurutArsyad (2011, hal: 49) film ataugambarhidupmerupakangambar-gambardalam frame dimana frame demi frame diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis sehingga pada layar terlihat gambar itu hidup. Film bergerakdengancepatdanbergantiansehinggamemberikan visual yang kontinu.

Film pendidikan dianggap efektif untuk digunakan sebagai alat bantu pengajaran. Film diputar di dapan siswa harus merupakan bagian integral dari kegiatan pengajaran. Film mempunyainilaitertentu, seperti dapat melengkapi pengalaman-pengalaman dasar, memancing inspirasi  baru, menarik perhatian, penyajiaan lebih baik karena mengandung nila-nilai rekreasi, dapat memperlihatkan perlakuan objek yang sebenarnya, sebagai pelengkap catatan, menjelaskan hal-hal abstrak, mengatasi rintangan bahasa dan lain-lain (Danim, 2010. Hal: 19).

b)      Karakteristik Film

Film menggunakan unsur gambar sebagai saranan untuk menyampaikan informasi. Film adalah kesinambungan dari fotografi. Pada mulanya masih bisu, baru kemudian unsur suara melengkapi unsur gambar. Gambar dan suara, keduanya mengandung apa yang dinamakan ekspresi.bertutur menggunakan media film adalah pertama-tama bertutur visual. Dengan demikian, apabila kita ingin menuturkan cerita melalui film, maka kita harus berfikir visual. Artinya, berfikir bagaimana suatu informasi akan disampaikan dalam bentuk gambar.

Film memiliki keterbatasan waktu. Pengarang novel misalnya, bisa menentukan sendiri kapan mengakhiri novelnya. Tetapi film memiliki panjang tertentu antara 80 sampai 120 menit atau bahkan 3 jam sekalipun. Maka batasan waktu telah kita tetapkan.Adapun faktor-faktor yang dapat menunjukkan karakteristik film adalah layar lebar, pengambilan gambar, konsentrasi penuh dan identifikasi psikologis.

c)      Manfaat Film

Film adalah alat komunikasi yang sangat membantu proses pembelajaran efektif. Apa yang terpandang oleh mata dan terdenganr oleh telinga, lebih cepat dan mudah diingat daripada apa yang hanya dapat dibaca atau hanya didengar. Keuntungan yang dapat diperoleh dalam penggunaan film sebagai media untuk menyampaikan pelajaran terhadap anak didik. Diantara keuntungan dan kekurangan manfaat film sebagai media pengajaran antara lain :

Keuntungan Manfaat Film

  1. Film dapat menggambarkan suatu proses misalnya proses pembuatan suatu keterampilan tangan.
  2. Dapat menimbulkan kesan ruang dan waktu.
  3. Penggambarannya bersifat 3 dimensional.
  4. Suara yang dihasilkan dapat menimbulkan realita pada gambar dalam bentuk ekspresi murni.
  5. Dapat menyampaikan suara seseorang ahli sekaligus melihat penampilan.
  6. Kalau film tersebut berwarna akan dapat menambah realita objek yang diperlukan.
  7. Dapat menggambarkan teori sain dan animasi.
  8. memperjelas hal-hal yang abstrak dan memberikan gambaran yang lebih realistik
  9. sangat kuat mempengaruhi emosi seseorang
  10. film sangat baik menjelaskna  suatu proses dan dapat menjelaskna suatu ketrampilan dan lain lain
  11. menumbuhkan minat dan motivasi belajar

Kekurangan Manfaat Film

  1. film bersuara tidak dapat diselingi dengan keterangan-keterangan yang diucapkan sewaktu film diputar, penghentian pemutaran akan mengganggu konsentrasi audien.
  2. apa yang telah lewat sulit untuk diulang kecuali memutar kembali secara keseluruhan
  3. biaya pembuatan dan peralatannya cukup tinggi dan mahal serta audien tidak akan dapat mengikuti dengan baik kalau film diputar terlalu cepat.

Film yang baik adalah film yang dapat memenuhi kebutuhan siswa dalam hubungannya dengan apa yang dipelajari. Dalam menilai baik tidaknya sebuah film, Omar Hamialik (1985) mengemukakan bahwa film yang baik memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
  1. dapat menarik minat anak
  2. benar dan autentik
  3. up to date dalam setting, pakaian dan lingkungan
  4. sesuai dengan tingkatan kematangan audien
  5. perbendaharaan bahasa yang dipergunakan secara benar
  6. kesatuan dan squnce-nya cukup teratur

d)     Jenis-jenis Film

1.      Film Dokumenter

Istilah ”dokumenter” atau documentary adalah turunan dari kata perancis, documentaire. Yang artinya, sebuah film atau pembicaraan yang menggambarkan perjalanan di suatu negeri tertentu. Menurut Heinich dkk seperti yang dikutip Yudhi Munadi (2008:117) film-film dokumenter adlah film-film yang dibuat berdasarkan fakta bukan fiksi dan bukan pula memfiksikan yang fakta. Atau dengan kata lain, Gierson berpendapat bahwa documentary sebagai “a creative treatment of actuality” yakni perlakuan kreatif terhadap suatu kenyataan. Poin penting dalam film ini, adalah menggambarkan permasalahan kehidupan manusia meliputi bidang ekonomi, budaya, hubungan antarmanusia, etika dan lainya. Misal, film tentang dampak globalisasi terhadap sosial budaya di suatu daerah atau negara. Dampak krisis global bagi perekonomian negara.

2.      Dokudrama (Docudrama)

Yakni film-film dokumenter yang membutuhkan pengadegan dimana pada beberapa bagian film disutradarai atau diatur terlebih dahulu dengan perencanaan yang detail. Dokudrama muncul sebagai solusi atas permasalahan mendasar . Film dokumenter yakni untuk memfilmkan peristiwa yang sudah atau belum pernah terjadi.

3.      Dokumenter Perilaku (Documentaries of behavior)

Ini adalah dokumenter yang menjadikan perilaku manusia sebagai objeknya. Dengan adanya kamera dan peralatan rekam yang ringan, dan bisa dengan mudah di bawa kemana saja, dimungkinkan bagi pembuat dokumenter untuk mengikuti orang dan mengamati perilaku mereka dalam film atau videotape.

4.      Dokumentari Emosi (Documentaries of Emotion)

Sementara dokumenter perilaku mendorong ke suatu arah baru, beberapa praktisi dokumenter mulai mengeksplorasi bentuk lain dari perilaku, yang disebut dengan dokumenter emosi. Salah satu contoh adalah karya Allie Light, dalam film Dialogues with Madwomen, yang mengeksplorasi dimensi-dimensi emosional dari penderita sakit mental.

5.      Film Episode

Yaitu film yang terdiri dari edisi-edisi yang pendek. Sifat dasar film episode ini non profit.

I.    Film Provokasi

Film ini ditujukan untuk menjelaskan mata pelajaran tertentu kepada anak didik, misalnya studi sosial, etika, dan sebagainya. Film provokasi ini akan mendorong adanyadiskusi diantara anak-anak di kelas.

II.   Reality Video

Reality video merupakan genre baru dokumenter. Awalnya, ini dimulai dengan program komedi di televisi, yang mengandalkan pada kiriman cuplikan-cuplikan video yang konyol dan lucu dari para penonton. Kemudian, tayangan ini menghasilkan tumbuhnya minat baru pada dokumenter aktualitas ( actuality documentary)

III. Film Drama dan Semidrama

Keduanya melukiskan human relation. Tema-temanya bisa dari kisah nyata dan bisa juga tidak yakni dari nilai-nilai kehidupan yang kemudian diramu menjadi sebuah cerita. Misalnya, tentang penyesalan orang kafir, dihukum karena pelit, takut kepada Allah, bersabar, indahnya hidup damai, kejujuran dan lain-lain.


e)      Langkah-langkah Pemanfaatan Film

Film harus dipilih agar sesuai dengan tujuan pembelajaran. Hubungan film dengan tujuan pembelajaran menurut Andeson, yaitu:

  1.  film untuk tujuan kognitif dapat digunakan untuk mengajarkan pengenalan makna sebuah konsep, seperti konsep jujur, sabar, demokrasi, dan lainnya. Disamping itu untuk mengajarkan aturan dan prinsip
  2. film untuk tujuan psikomotor dapat digunalkan untuk memperlihatkan contoh suatu ketrampilan yang harus ditiru. Misalnya, ketrampilan gerak karena media ini mampu memperjelas gerak dan memperlambat atau mempercepatnya.
  3. Film paling tepat apabila digunakan untuk mempengaruhi sikap dan tingkah laku.

Adapun langkah-langkah yang harus ditempuh oleh seorang guru antara lain:
  1. Langkah Persiapan Guru, pertama-tama guru harus mempersiapkan unit pelajaran terlebih dahulu, kemudian baru memilih film yang tepat untuk mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan. Juga perlu diketahui panjangnya film tersebut, tingkat rekomendasi film, tahun produksi dan serta diskripsi dari film tersebut. Setelah itu film tersebut diintegrasikan dengan rencana pelajaran. Sebaiknya film diujicobakan memuat rencana secara eksplisit cara menghubungkan film tersebut dengan kegiatan-kegiatan lainnya.
  2. Mempersiapkan kelas; audien dipersiapkan terlebih dahulu supaya mereka mendapat jawaban tas pertanyaan yang timbul dalam pikiran mereka sewaktu menyaksikan film tersebut.
  3. Langkah Penyajian; setelah audien dipersiapkan barulah film diputar. Dalam penyajian ini harus disiapkan perlengkapan yang diperlukan antara lain; proyektor, layar, pengeras suara, power cord, film, ekstra roll, dan tempat proyektor. Guru harus memperhatikan keadaan ruangan gelap atau tidak dan juga guru dapat menghubungkannya dengan berbagai alat lainnya
  4. Aktivitas Lanjutan dan aplikasi sesudah pemutaran film perlu ada kegiatan belajar sebagai tindak lanjut dari penggunaan film tersebut. Misalnya: diskusi, laporan dan tugas lainnya.

f)       Sistematika Pembuatan Film

Adapun tahapan dan teknik dalam pembuatan film adalah:

1.      Tahap persiapan

Persiapan dapat terdiri dari skenario, skripsi, storybord,anggaran dan yang lainnya.


a.       Skenario

Skenario merupakan bentuk tertulis dari keseluruhan film skenario adalah cerita dalam bentuk dasar rangkaian dan adegan-adegan yang tidak dirincikan.

b.      Skripsi.

Skripsi terdiri dari rincian naskah siap produksi yang berisi sudut pengambilan secara rinci dan spesifik serta bagian-bagian kegiatan.

c.       Storyboard

Merupakan sketsa dari momentum kunci aktivitas dapat disamakan dengan suatu comic-strip. Storyboard berisikan penjelasan gerak suara,sudut pandang kamera

d.      Pengumpulan materi

Tahap pengumpulan materi terdiri dari pengambilan gambar video,shooting audio, gambar diam,teks,dan animasi.


2.      Tahap Perekaman

Merupakan hasil tranfer materi kedalam aplikasi pengolah video atau yang dikenal dengan istilah capture. Proses transfer dari kamera kekomputer memerlukan konsentrasi untuk mendapatkan kualitas gambar  yang maksimal. Proses ini bisa menggunakan alat penghubung yang dikoneksikan dari kamera kekomputer dalam PC, Konektor bisa dihubungkan melalui USB.


3.      Tahap Akhir

Merupakan proses penyatuan materi untuk diedit ssehingga menghasilkan film yang menarik. Ada yang perlu diperhatikan dalam pengeditan ini yaitu:

  1.     Pemotongan gambar
  2.     Pemberian efek tulisan
  3.     Transisi gambar
  4.     Pemberian efek suara
  5.     Penggabungan
  6.     Tahap keluaran

4.      Tahap keluaran

Merupakan hasil akhir pengeditan film .Hasil akhir bias ditentukan untuk ditampilkan ke dalam berbagai format media seperti video. VCD, DVD,atau yang lainnya

Teknik-teknik Pembuatan Film

Ada beberapa teknik yang dapat digunakan dalam pembuatan film, antara lain:

  1. Direct Photography, yaitu mencatat atau merekam obyek sebagaimana terjadi sesungguhnya, seperti yang dilihat sesuai dengan kenyataan. Film-film pengajaran biasanya dilakukan secara direct photography
  2. Slow Motion Photography, teknik ini merubah kecepatan gerak gambar yang terlalu cepat menjadi lambat, sehingga mudah disaksikan dengan real; ril; misalnya burung, tendangan bola oleh pemain, dan sebagainya.
  3. Lapse Photography, teknik ini berupa gerakan-gerakan gambar yang lamban dan terlalu lama diikuti oleh mata kemudian dipercepat sesuai dengan kebutuhan. Misalnya tumbuhnya tanam-tanaman, mekarnya sekuntum bunga, proses erosi, gerakan salju yang menghendaki waktu berjam-jam atau berhari-hari.
  4. Animated Photography, teknik ini dilakukan dengan cara animasi, yaitu sesuatu yang abstrak dapat dikonkritkan. Misalnya untuk menjelaskan aliran listrik, teori pemerintahan dan sebagainya.
  5. Photomicrography, melalui teknik ini, objek-objek yang terlalu kecil dapat diperbesar dan diperluas. Teknik ini sangat bermanfaat dalam mempelajari science dan kesehatan, misalnya reproduksi sel-sel, kehidupan hewan, dan sebagainya.
  6. Telescopic Photography, teknik ini mempergunakan lensa yang dapat menangkap objek yang terlalu jauh untuk dilihat dengan mata, misalnya mengamati bintang-bintang di langit, atau burung-burung yang terbang jauh.
  7.  Film Mography, yaitu teknik yang paling sederhana dan murah, dengan jalan memotret gambar-gambar biasa dengan menghadapkan kamera kepada objek satu demi satu secara teratur, sehingga seolah-olah gambar itu sendiri yang bergerak.

Secara teknis ada banyak istilah yang digunakan dalam pengambilan gambar film, menurut Arief S. Sadiman teknik dasar dalam pengambilan gambar untuk film adalah long shot (LS), medium shot (MS), close up (CU). Long shot adalah pengambilan yang memperlihatkan ltar secara keseluruhan dalam segala dimensi dan perbandingannya; sedangkan medium shot yaitu pengambilan subjek yang pokok secara lebih dekat dan membuang detail yang kurang perlu; dan close up yaitu pengambilan yang memfokuskan pada subjek atau bagian tertentu.

1.2    MEDIA AUDIO VISUAL VEDIO

Video berasal dari bahasa Latin, video-vidi-visum yang artinya melihat (mempunyai daya penglihatan) dapat melihat (K.Prent, 1969: 926). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995: 1119) mengartikan video dengan: 1) bagian yang memancarkan gambar pada pesawat televisi, 2) rekaman gambar hidup untuk ditayangkan pada pesawat televisi. Senada dengan itu, Peter Salim dalam The Contemporary English-Indonesian Dictionary (1996: 2230) memaknainya dengan sesuatu yang berkenaan dengan penerimaan dan pemancaran gambar. Tidak jauh berbeda dengan dua definisi tersebut, Smaldino (2008: 374) mengartikannya “the storage of visuals and their display on television-type screen” (penyimpanan/perekaman gambar dan penanyangannya pada layar televisi).

Video sebagai media audio visual yang menampilkan gerak, semakin lama semakin populer dalam masyarakat kita. Pesan yang disajikan dapat bersifat fakta (kejadian/ peristiwa penting, berita), maupun fiktif (seperti misalnya cerita), bisa bersifat informatif, edukatif maupun intruksional. Sebagian besar tugas film dapat digantikan oleh video, namun tidak berarti bahwa video akan menggantikan kedudukan film.

Menurut Zubaidah (1997), guru-guru bisa melakukan penyesuaian dan meningkatkan daya kreativitas dalam proses penyampaian isi-isi pengajaran supaya menjadi lebih berkesan dan mudah seiring dengan citarasa dan karakteristik pelajar. Video bersifat interaktif tutoial membimbing peserta didik untuk memahami sebuah materi melalui visualisasi. Peserta didik dapat secara interaktif mengikuti kegiatan praktik sesuai yang diajarkan di dalam vedio.

a. Kerakteristik vedio antara laian:

ü  Mengatasi keterbatasan jarak dan waktu

ü  Dapat diulang untuk menambah kejelasan

ü  Pesan yang disampaikan cepat dan mudah diingat

ü  Mengembangkan pikiran, imajinasi dan pendapat siswa

ü  Memperjelas hal-hal yang abstrak dan memberikan gambaran yang lebih relistis

ü  Mampu menampilkan  menampilkan benda yang sangat tidak mungkin ke dalam kelas

ü  Mampu mempersingkat proses pembelajaran misalnya proses penyamaian padi hingga panen.


a.    Kelebihan video

ü  Adanya unsure multimedia seperti audio, visual, gerak dan warna

ü  Memungkinkan adanya rekayasa (manipulasi )

ü  Penyampaian Pesan Pengajaran

ü  Tidak memerlukan keahlian khusus dalam penyajiannya

ü  Keras lemah suara dapat diatur dan disesuaikan bila akan disisipi komentar yang akan didengar.

ü  Dapat diputar ulang, (video), control pada pengguna

ü  Ruangan tidak perlu digelapkan waktu menyajikannya.


b.    Kekurangan video

ü  Biaya produksi media video sangat tinggi dan tidak banyak guru yang mempunyai kemampuan untuk memproduksi video

ü  Sifat komunikasinya yang bersifat satu arah dan harus diimbangi dengan pencarian bentuk umpan balik yang lain.

ü  Memerlukan tenaga listrik  kontrol pada pengelola.

ü  Memerlukan peralatan yang mahal dan kompleks


Salah satu media pembelajaran yang menjadikan pembelajaran menjadi menarik dan berkesan adalah dengan video. Teknik video adalah alat elektronik yang melibatkan televisi, pita rekaman dan perekam video. Ada beberapa jenis teknik vedio pengajaran yang bisa digunakan anatara lain:

ü  Pemahaman Mendengar (cloze/listening comphrehension)

Pada jenis ini terdapat berbagai aktivitas yang dijalankan. Para pelajar bisa diberi beberapa skrip narator cerita di dalam video dengan beberapa perkataan yang ditiadakakan.


ü  Tayangan Senyap (Silent Viewing)

Audio ditutup dan guru meminta siswa hanya menonton visual yang terdapat pada skrin TV. Siswa dibiarkan menerka apa yang dikatakan pada video yang mereka tonton.


ü  Pencarian Harta Karun Video (Video Treasure Hunt)

Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang optimal sangatlah perlu menggunakan media sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran.


Adapun manfaat penggunaan media video pada proses pembelajaran adalah sebagai berikut :

  1. Sangat membantu tenaga pengajar dalam mencapai efektifitas pembelajara khususnya pada mata pelajaran yang mayoritas praktek.
  2. video dapat melengkapi pengalaman-pengalaman dasar dari siswa ketika mereka membaca, berdiskusi, praktik, dan lain-lain
  3. Dapat merangsang minat belajar peserta didik untuk lebih mandiri.
  4. Peserta didik dapat berdiskusi atau minta penjelasan kepada teman sekelasnya.
  5. Peserta didik dapat belajar untuk lebih berkonsentrasi
  6. Daya nalar Peserta didik lebih terfokus dan lebih kompeten.
  7. Peserta didik menjadi aktif dan termotivasi untuk mempraktekan  latihan-latihan.
  8. Peserta didik dapat menayangkannya di rumah karena materi sudah dalam format VD atau VCD.
  9. Memenuhi tuntutan kemajuan zaman pendidikan, khususnya dalam penggunaan

C. CARA MEMBUAT VIDEO PEMBELAJARAN SEDERHANA

Untuk membuat video dalam rangka pembelajaran, tentunya berbeda dalam pembuatan video untuk keperluan pribadi. M Fausiyah (2008) menjelaskan cara pembuaan video untuk pembelajaran adalah sebagai berikut:
  1. Tentukan tema pembelajaran sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
  2. Mengembangkan tema tersebut dan sediakan hardwere seperti vedio camera.
  3. Rekam gambar dengan camere corder dengan berbagai jenis bidikan atau ukuran,
  4. Berikutnya seting camera apabila kita ingin mengubah atau ingin memotong bagian yang tidak diperlukan.
  5. Membidik satu objek dengan durasi yang panjang sangat tidak disarankan
  6. Selanjutnya Gunakan aplikasi video editing seperti Windows Movie Maker / Microsoft power point untuk melakukan pengolahan video.


1.3       PENGERTIAN DAN MACAM-MACAM TELEVISI

Televisi adalah sebuah media telekomunikasi terkenal yang berfungsi sebagai penerima siaran gambar berkegak beserta suara, baik itu yang monokrom (hitam putih) maupun berwarna. Kata televisi merupakan gabungan dari kata tele (jauh) dari bahasa Yunani dan visio (penglihatan) dari bahasa latin, sehingga televisi dapat diartikan sebagai alat komunikasi jarak jauh yang menggunakan media visual/penglihatan. Televisi adalah sistem elektronik yang mengirimkan gambar diam dan gambar hidup bersama suara melalui kabel atau ruang. Sistem ini menggunakan peratalan yang mengubah cahaya dan suara ke dalam gelombang elektrik dan mengkonversinya kembali ke dalam cahaya yang dapat dilihat dan suara yang dapat didengar.

Perkembangan dunia informasi dan hiburan saat ini telah berkembang pesat. Televisi salah satunya. Televisi merupakan salah satu media massa elektronik yang memberikan informasi dan hiburan secara audio dan visual. Sejak ditemukannya sejak abad sembilan belas, kini manusia dapat menikmati hanya dengan memencet tombol-tombol pada alat canggih tersebut.

Media pembelajaran berbasis audio visual adalah media penyaluran pesan dengan memanfaatkan indra pendengaran dan penglihatan. Secara umum media audio visual menurut teori kerucut pengalaman Edger Dale memiliki efektivitas yang tinggi dari pada media visual atau audio.Televisi merupakan salah satu media audio visual. Dalam menikmati ataupun menggunakannya membutuhkan indra pengliharan dan pendengaran agar informasi atau hiburan yang diinginginkan diperoleh secara maksimal.

Televisi dapat dijadikan sarana pembelajaran yang efektif dan efisien. Keuntungan ini tersedia melalui berbagai tayangan yang disajikannya. Kita hanya tinggal memilah dan memilih tayangan atau saluran-saluran televisi mana yang cukup memadai sebagai sarana pembelajaran kita. Di sini televisi diletakkan pada kerangka positif, sebagai media pertukaran informasi, pemikiran, dan karya, sebagai media bahan kajian ilmiah, dokumentasi, dan lain sebagainya.

Media televisi mempunyai beberapa jenis, yakni televisi terbuka, televisi siaran terbatas (TVST) atau CCTV, dan video cassette record (VCR).

1.      Televisi Terbuka

Televisi terbuka adalah media audiovisual bergerak yang berfungsi menyampaikan pesan melalui pancaran gelombang elektromagnetik dari satu stasiun, kemudian pesawat tersebut diterima oleh pemirsa melalui pesawat televisi.

Media inilah yang sering kali kita lihat di rumah-rumah. Media televisi bisa dijadika sebagai media pembelajaran secara mandiri di rumah bagi anak didik dengan melihat berbagai acara pembelajaran yang ditanyangkan di setiap stasiun televisi, selain itu media televisi bisa dijadikan media pembelajaran secara langsung.

2.      Televisi Siaran Terbatas/ CCTV (Core Circuit Television)

Televisi siaran terbatas atau CCTV adalah media audio visual gerak yang menyampaikan pesannya didistribusikan melalui kabel yang sifatnya lokal.dengan kata lain kamera televisi mengambil suatu obyek di studio, misalnya guru yang sedang mengajar kemudian hasil pengambilan gambar tadi didistribusikan melalui kabel ke pesawat televisi atau monitor yang ada di ruangan kelas.

3.      Video Cassette Record (VCR)

Proses rekaman media ini menggunakan kaset video, sedangkan penayangannya bisa dilakukan melalui televisi, dengan demikian VCR bisa diputar menggunakan pemutar kaset video yang tampilan visualnya menggunnakan televisi.

Karena memakai pemutar video sendiri, maka penayangan VCR di pesawat televisi bisa dilakukan secara berulang-ulang dan disesuaikan dengan kebutuhan. Sehingga akan mempermudah proses pengajaran dan pembelajaran. Hasilnya, anak didik akan mendapatkan penjelasan yang jauh lebih komprehensif dibandingkan televisi. Selain itu anak didik langsung bisa merespons pesan yang disampaikan.

Sebagai media, televisi memiliki empat fungsi, yakni fungsi komersial, alat hiburan, penyampai informasi, dan edukasi. Sayangnya, fungsi yang terakhir, yakni edukasi, kerap terabaikan. Sebagai penyeimbang membeludaknya acara hiburan, kini televisi edukasi menjadi penting. Mengacu pada pandangan bahwa anak-anak lebih mudah meniru serta melakukan segala hal yang mereka lihat ketimbang segala hal yang mereka dengar, maka efek positif televisi bagi perkembangan intelektual anak bisa dioptimalkan. Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) melalui Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan (Pustekkom) telah mencanangkan dimulainya siaran Televisi Edukasi (TVE) pada tahun 2003. Harapannya tentu saja televisi edukasi bisa menambah wawasan dan kepintaran.

B.     Pemanfaatan Televisi dalam Pembelajaran

Pembelajaran dengan mempergunakan TV Edukasi penting dilakukan, karena dengan mempergunakan tayangan TV Edukasi dalam pembelajaran, maka guru dapat terbantu untuk menyampaikan hal-hal yang tidak bisa dibawa guru di kelas karena obyek pembelajaran terlalu kecil (misal: sel, atom, unsur, jaringan, dll), obyek pembelajaran terlalu besar (misal: gunung, samudra, pesawat udara, dll), kendala geografis (misal: hutan, jurang, pulau terpencil, dll), berbahaya (misal: bencana alam, ledakan nuklir, dll), informasi dan pengetahuan baru yang sebelumnya tidak pernah didapat guru semasa sekolah ataupun kuliah (misal:semangka berbentuk kubus atau balok).

Ada 3 pola atau cara pemanfaatan program siaran TVE yang sejauh ini telah dimanfaatkan, yaitu sebagai berikut:

  1. Pemanfaatan Program Siaran TVE sesuai dengan Jadwal Siaran TVE (Pemanfaatan Siaran TVE secara langsung). Di mana agar pembelajaran selaras dengan jam tayang TVE, maka guru mendownload jadwal tersebut dari situs TVE di internet, atau melalui situs pencari (misal: Google). Selain itu, guru dapat merelaui siaran dari TVRI, karena TVE telah melakukan kerjasama dengan stasiun TVRI, program TVE yang ditayangkan adalah diprioritaskan pada mata pelajaran matematika, bahasa Indonesia, dan bahasa Inggris untuk peserta didik SMP dan MTs.
  2. Pemanfaatan siaran TVE sebagai penugasan. Berdasarkan jadwal tayangan siaran TVE yang ada, guru menugaskan para peserta didiknya untuk mengikuti tayangan siaran TVE tentang mata pelajaran tertentu pada waktu tertentu. Peserta didik dapat melaksanakan tugas ini di sekolah atau di rumah, baik secara perseorangan maupun dalam bentuk kelompok kecil. Untuk membantu pelaksanaan tugas ini, guru hendaknya memberikan format laporan hasil penugasan disertai penjelasan seperlunya. Guru juga menginformasikan batas waktu penyerahan hasil pelaksanaan tugas dan cara-cara penyajiannya di kelas. Pada hari dan waktu yang telah ditetapkan, guru meminta para peserta didiknya untuk manyajikan hasil tugas yang telah dikerjakan di hadapan teman sekelasnya. Peserta didik yang belum mendapat kesempatan untuk menyajikan hasil tugasnya, berperan untuk mengkaji dan memberikan pendapat, tanggapan atau komentar. Melalui aktivitas pembelajaran yang demikian ini, peserta didik dilatih menyusun bahan presentasi, memberikan pendapat, tanggapan atau komentar, dan sekaligus juga berlatih berdiskusi, dan membuat rangkuman/kesimpulan. Pada akhir kegiatan, guru dapat memberikan arahan atau hal-hal yang dinilai penting untuk pengembangan kemampuan peserta didik.
  3. Pemanfaatan program siaran TV sebagai pengisi jam pelajaran kosong. Apabila guru berhalangan hadir karena sesuatu hal, maka guru piket atau guru serumpun dapat mengisi jam pelajaran kosong yang ada dengan menayangkan siaran TVE. Intinya adalah bahwa peserta didik tetap dapat belajar sekalipun guru mata pelajaran tertentu berhalangan hadir misalnya. Kegiatan pembelajaran tetap dapat berjalan sebagaimana biasanya. Guru piket atau guru serumpun tinggal menyelenggarakan kegiatan pembelajaran mengikuti RPP yang telah disiapkan sebelumnya. Apabila ada hal-hal yang berkembang selama kegiatan pembelajaran berlangsung, guru pengganti (guru piket atau guru serumpun) dapat mencatatnya dan menyampaikannya kepada guru mata pelajaran yang bersangkutan untuk dilakukan tindak lanjut.

4.   Perkembangan Teknologi Televisi

Kotak televisi pertama kali dijual secara komersial sejak tahun 1920-an, dan sejak saat itu televisi telah menjadi barang biasa dirumah,kantor bisnis, maupun institusi,khusunya sebagai sumber kebutuhan akan hiburan dan berita serta menjadi media periklanan.sejak tahun 1970-an, kemunculan kaset vidio, cakram laser, DVD dan kini cakram Blu-ray, juga menjadikan kotak televisi sebagai alat untuk melihat materi siaran serta hasil rekaman.dalam tahun-tahun terakhir, siaran televisi telah dapat diakses melalui intrnet,misalnya melalui iplayer dan hulu.adapun pengembangan teknologi televisi yaitu :

1.      Tv Mekanik tahun 1884

Mungkin susah untuk dipercaya. Namun, penemuan cakram metal kecil berputar dengan banyak lubang didalamnya yang ditemukan oleh seorang mahasiswa di Berlin-jerman,23 tahun, Paul Nipkow,merupakan cikal bakal lahirnya televisi


2.      Tv Elektronik tahun 1939

Farnsworth dan Zworykin berhasil dalam membuat kemajuan bagi TV secara komersil dengan biaya yang sangat terjangkau.


3.      Tv Berwarna tahun 1953

RCA( Radio Corporation of America ) dengan cepat membangun sistem warna yang mampu juga untuk diterima sistem hitam putih. Setelah RCA memamerkan kemampuan sistem mereka,NTSC ( national Television Standards Committee ) membakukannya untuk siaran komersial.


4.      Plasma Display Tv

Tampilan plasma diciptakan di Universitas Illinois oleh Donal L.Bitzer dan H. Gene Slottow pada tahun 1964 untuk sistem komputer PLATO.



BAB III
PENUTUP

3.1       Kesimpulan

Audio visual adalah media instruksional modern yang sesuai dengan perkembangan zaman (kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi), meliputi media yang dapat dilihat dan didengar” (Rohani, 1997: 97-98). Media audio visual adalah merupakan media perantara atau penggunaan materi dan penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran sehingga membangun kondisi yang dapat membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.

Menurut Arsyad Azhar film adalah serangkaian gambar yang diproyeksikan kelayar pada kecepatan tertentu sehingga menjadikan urutan tingkatan yang berjalan terus sehingga menggambarkan pergerakan yang nampak normal.Film adalah gambar bergerak bersuara yang menuturkan cerita kepada penonton

Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995: 1119) mengartikan video dengan:bagian yang memancarkan gambar pada pesawat televise dan  rekaman gambar hidup untuk ditayangkan pada pesawat televisi. Televisi adalah sebuah media telekomunikasi terkenal yang berfungsi sebagai penerima siaran gambar bergerak beserta suara, baik itu yang monokrom (hitam putih) maupun berwarna.


3.2   Saran

        Diharapkan kepada para pembaca dapat mengetahui, memahami dan menambah wawasan tentang media audio visual dalam rangka melakukan proses pembelajaran. Yaitu film gerak bersuara, vidio, dan televisi.



DAFTAR PUSTAKA

Ø  Bactiar Harsja W. 2009. Media Pendidikan. Jakarta : Rajawali

Ø  Arsyad Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali

Ø  Yudhi Munadi. 2008.Media Pembelajaran.Jakarta: Gaung Persada Pers. hlm. 114

Ø  Asnawi dan Basyaruddin Usman. 2002.Media Pembelajaran. Jakarta: Cipuatat Pers





Artikel Terkait:

Comments
0 Comments

0 comments:

Posting Komentar

 

JADWAL SHALAT

PENGUNJUNG

CONTACT US


 
Cara Seo Blogger