BAB II
PEMBAHASAN
1. Penyalur Pesan Visual Verbal-Nonverbal
Komunikasi verbal (verbal communication) adalah bentuk komunikasi yang disampaikan komunikator kepada komunikan dengan cara tertulis (written) atau lisan (oral). Komunikasi verbal menempati porsi besar. Karena kenyataannya, ide-ide, pemikiran atau keputusan, lebih mudah disampaikan secara verbal ketimbang non verbal. Dengan harapan, komunikan (baik pendengar maun pembaca ) bisa lebih mudah memahami pesan-pesan yang disampaikan.
Komunikasi non verbal ( non verbal communicarion) menempati porsi penting. Banyak komunikasi verbal tidak efektif hanya karena komunikatornya tidak menggunakan komunikasi non verbal dengan baik dalam waktu bersamaan. Melalui komunikasi non verbal, orang bisa mengambil suatu kesimpulan mengenai suatu kesimpulan tentang berbagai macam persaan orang, baik rasa senang, benci, cinta, kangen dan berbagai macam perasaan lainnya.Bahasa verbal dalam bentuk tulisan ini banyak ditemukan dalam buku dan modul. Diantara kedua sumber belajar tersebut dapat dibedakan,
a. BUKU
1. Pengertian Buku
buku merupakan sumber belajar yang dibuat untuk keperluan umum dan biasanya seorang siswa yang membaca buku masih membutuhkan bantuan orang lain (guru atau orang tua) untuk menjelaskan kandungannya.Dilihat dari sifat penyajian pesannya, buku cenderung informatif dan lebih menekankan pada sajian materi ajar dengan cakupan yang luas dan umum. Oleh karena sifatnya tersebut, maka proses komunikasi yang berlangsung menjadi satu arah dan pembacanya cenderung pasif.
2. Secara umum buku dibedakan menjadi 4 jenis; yaitu:
- Buku sumber, yaitu buku yang biasa dijadikan rujukan, referensi, dan sumber untuk kajian ilmu tertentu, biasanya berisi suatu kajian ilmu yang lengkap,
- Buku Bacaan, adalah buku yang hanya berfungsi untuk bahan bacaan saja, misalnya novel, cerita, legenda, dll,
- Buku Pegangan, yaitu buku yang bisa dijadikan pegangan guru atau pengajar dalam melakukan proses pengajaran
- Buku bahan ajar, yaitu buku ynag disusun, untuk proses pembelajaran, dan beisi bahan-bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkan,
3. Kelebihan dan kekurangan media buku.
Kelebihan Buku
- Buku dianggap sebagai media yang bersifat efisien dan memiliki isi yang sangat komplit, ini terbukti masih banyaknya orang yang mempergunakan buku dalam proses pembelajaran.
- Dalam buku terdapat bahasa - bahasa yang dapat membuat para pembaca tertarik untuk membacanya. Artinya buku menggunakan bahasa yang komunikatif dan mudah dipahami.
Kekurangan Buku
- Kelemahan yang ada pada sebuah buku biasanya terdapat pada isi buku itu sendiri.
- buku juga terkadang cenderung membosankan sehingga para pembaca malas untuk membacanya.
b. MODUL
1. Pengertian Modul
Modul adalah materi pembelajaran yang disusun dan disajikan secara tertulis dan sedemikian rupa sehingga pembacanya diharapkan dapat menyerap sendiri materi tersebut. Modul juga berarti bahwa kegiatan proses pembelajaran yang dapat dipelajari oleh siswa dengan bantuan yang minimal dari guru pembimbing (biasa juga disebut tutor), meliputi perencanaan tujuan pembelajaran yang akan dicapai secara jelas, penyediaan materi pembelajaran, bahan yang dibutuhkan, dan alat untuk penilai dalam mengukur keberhasilan siswa dalam penyelesaian mata pelajaran.
2. Menurut Sriyono, dkk, modul itu dibagi menjadi tiga macam yaitu:
a. Modul inti
Modul inti sering juga disebut modul dasar atau modul pokok.Modul inti merupakan paket studi atau pengajaran yang harus diikuti oleh semua siswa. Maka dari itu modul pokok ini disiapkan sedemikian rupasehingga memungkinkan hampir semua siswa (85% atau lebih) dapatmengerjakan dengan baik dalam jangka waktu tertentu.
b. Modul pengayaan
Modul pengayaan ini ditujukan kepada siswa yang dapat menyelesaikan modul inti lebih cepat dari pada lainnya dan diberikan program tambahan. Modul pengayaan ini tidak harus selalu berbentuk modul, dapat juga berupa kegiatan-kegiatan yang sifatnya memperkaya.
c. Modul remedial
Modul remedial adalah modul yang diberikan untuk peserta didik yang mengalami kesulitan besar dalam menyelesaikan modul inti. Modulini merupakan penyerderhanaan modul inti. Penyederhanaan ini dapatberarti mempermudah materi pada lembar kegiatan siswa, mempermudah pertanyaaan-pertanyaan pada lembar tes, mempergunakan denah, gambar,memberikan resume didalamnya.
3. Kelemahan Dan Kekurangan Modul
Belajar dengan menggunakan modul juga sering disebut dengan belajar mandiri. Menurut Suparman (1993:197), menyatakan bahwa bentuk kegiatan belajar mandiri ini mempunyai
Kekurangan Modul
- Biaya pengembangan bahan tinggi dan waktu yang dibutuhkan lama.
- Menentukan disiplin belajar yang tinggi yang mungkin kurang dimiliki oleh siswa pada umumnya dan siswa yang belum matang pada khususnya.
- Membutuhkan ketekunan yang lebih tinggi dari fasilitator untuk terus menerus mamantau proses belajar siswa, memberi motivasi dan konsultasi secara individu setiap waktu siswa membutuhkan.
Tjipto (1991:72), mengungkapkan beberapa keuntungan yang diperoleh jika belajar menggunakan modul, antara lain :
Kelebihan Modul
- Motivasi siswa dipertinggi karena setiap kali siswa mengerjakan tugas pelajaran dibatasi dengan jelas dan yang sesuai dengan kemampuannya.
- Sesudah pelajaran selesai guru dan siswa mengetahui benar siswa yang berhasil dengan baik dan mana yang kurang berhasil.
- Siswa mencapai hasil yang sesuai dengan kemampuannya.
- Beban belajar terbagi lebih merata sepanjang semester.
- Pendidikan lebih berdaya guna.
B. KOMIK
1. Pengertian Komik
komik sebenarnya berasal dari bahasa Inggris “comic” yang berarti segala sesuatu yang lucu serta bersifat menghibur. Cukup sulit untuk menemukan padanan kata yang cocok untuk menyebutnya sehingga penulis akan menyebutnya sebagai komik. Pada awalnya, sebutan komik ditujukan untuk serangkaian gambar yang berurutan dan memiliki keterkaitan antara gambar yang satu dengan lainnya, terkadang dibantu dengan tulisan yang berfungsi untuk memperkuat gagasan yang ingin disampaikan. Secara bahasa komik yang berasal dari bahasa yunani adalah cerita bergambar berbentuk dua dimensi yang bercerita bermacam-macam bahkan hal yang dianggap mustahil untuk terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
2. Komik dapat terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu :
1. Komik karikatur
Komik karikatur biasanya hanya berupa satu tampilan saja, dimana di dalamnya bisa terdapat beberapa gambar yang dipadu dengan tulisan-tulisan. Biasanya komik tipe kartun/karikatur ini berjenis humor (banyolan) dan editorial (kritikan) atau politik (sindiran) dapat menimbulkan sebuah arti sehingga si pembaca dapat memahami maksud dan tujuannya.
2. Komik Strip
Komik Strip (Strip comics) adalah sebuah gambar atau rangkaian gambar yang berisi cerita. Komik Strip ditulis dan digambar oleh seorang kartunis, dan diterbitkan secara teratur (biasanya harian atau mingguan) di surat kabar dan di internet. Biasanya terdiri dari 3 hingga 6 panel atau sekitarnya. Penyajian isi cerita juga dapat berupa humor/banyolan atau cerita yang serius dan menarik untuk disimak setiap periodenya hingga tamat.
3. Buku Komik
Rangkaian gambar-gambar, tulisan dan cerita dikemas dalam bentuk sebuah buku (terdapat sampul dan isi). Buku Komik (Comic Book) ini sering disebut sebagai komik cerita pendek, yang biasanya dalam Buku Komik berisikan 32 halaman, biasanya pada umumnya ada juga yang 48 halaman dan 64 halaman, dimana didalamnya berisikan isi cerita, iklan, dan lain-lain.
3. Kelebihan dan Kekurangan Media Komik
Kelebihan Komik
- Cerita-ceritanya mengenai diri pribadi sehingga pembaca dapat segera mengidentifikasikan dirinya melalui perasaan serta tindakan dari tokoh utama
- Dilengkapi dengan aksi.
- Ceritanya ringkas dan menarik.
- Dapat dibaca oleh semua umur, untuk lelucon, kegembiraan serta hiburan.
Kelemahan Komik
1. Tidak semua siswa hobi membaca komik.
2. Tidak semua siswa paham cara membaca komik.
C. Majalah dan Jurnal
Majalah secara umum dapat dimaknai sebagai media informasi dengan tugas utamanya menyampaikan berita aktual. Dalam konteks pendidikan disekolah, untuk memacu kreativitas para siswa dalam menciptakan lingkungannya yang kondusif untuk belajar, sekolah hendaknya menyediakan berbagai macam sumber belajar, diantaranya adalah majalah. Melalui majalah pendidikan yang diterbitkan oleh sekolah dapat menciptakan belajar secara kreatif.
Dimaksud dengan “belajar secara kreatif” adalah setiap siswa baik sebagai kelompok maupun individu termotivasi untuk terus berkarya dan beraktivitas, dan di sisi lain insan pers dari majalah tersebut banyak melibatkan siswa dalam pembuatan dan penerbitannya. Sehingga, para siswa yang terlibat memiliki pengalaman langsung dalam pencarian dan penyusunan isi majalah.
Didalam suatu majalah terkandung banyak elemen-elemen grafis seperti gambar, tipografi, warna, ilustrasi dan elemn lainnya yang dimana hal itu untuk memperindah isi majalah dan untuk menarik perhatian masyarakat untuk membacanya. Majalah juga harus memiliki konsep atau target segmentasi yang jelas dan sesuatu hal yang berbeda dengan majalah lainnya. Agar dapat terlihat oleh masyarakat memiliki ciri khas serta keunggulan dari majalah-majalah pesaing.
Disamping majalah, jurnal pun dapat mendukung terciptanya lingkungan belajar yang kreatif dan tidak membosankan tugas utama dari jurnal adalah memuat hasil pemikiran dan penelitian dari aktivitas akademika sebuah lembaga pendidikan. Untuk tingkat sekolah dasar dan menengah, jurnal dapat dibuat oleh para siswa dengan cara yang kreatif, yakni dengan cara memvisualisasikan semua gagasan yang akan dituangkan dalam jurnal. Jurnal visual biasanya digunakan orang-orang yang berbakat atau berlatar belakang seni. Namun, jangan khawatir memanfaatkan jurnal unik ini hanya karena kita tidak merasa memiliki bakat tersebut. Karena kita dapat merancang jurnal bergambar dengan memadukan berbagai potongan gambar bertema khusus. Potongan-potongan tersebut bisa berasal dan gambar-gambar majalah dan koran, atau hasil gambar sendiri atau hasil jepretan fotografi.
Di sekolah, guru dapat memberikan tugas kepada siswanya untuk membuat jurnal visual ini, misalnya jurnal visual tentang outbound, widiawisata, hari libur Idul Fitri, hari libur Idul Adha, dan lain-lain.
D. Poster
Poster adalah gambar yang besar, yang memberi tekanan pada satu atau dua ide pokok, sehingga dapat dimengerti dengan melihatnya sepintas lalu. Poster yang baik adalah poster yang segera dapat menangkap pandangan orang dan menanamkan orang dan menanamkan kepadanya pesan yang terkandung dalam poster itu. Pesan yang kan disampaikan harus jelas sepintas lalu, atau dapat menarik perhatian orang yang lewat untuk berhenti sebentar mengamatinya. Kalau tidak demikian poster itu tidak ada faedahnya, sebab saat ini sedikit orang yang rela membuang waktu untuk berhenti meperhatikan sebuah poster, kecuali kalau poster itu memang menarik. Poster-poster itu harus dapat menyerukan “Lihat Aku!”.
Keberhasilan sebuah poster banyak juga tergantung dari kalimat untuk menyatakan pesan yang akan disampaikan. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pernggunaan kalimat ialah kalimat tidak boleh banyak dan tidak boleh panjang. Lebih baik tujuan kata dari pada tujuh kalimat. Kata-kata harus dapat dimengerti secara cepat, sesuai dengan sifat poster dan harus menjadi bagian tak terpisahkan dari keseluruhan dan bukan sebagai tambahan saja. Bentuk huruf harus sederhana dan cukup besar untuk dapat dibaca dari jauh. Bentuk huruf yang aneh-aneh akan membingungkan dan membuat orang enggan membacanya. Ukuran poster harus dapat dilihat dengan jelas dari seberang jalan tempat dia di pasang, denga desain gambar yang tegap. Pengaturan ruang harus lega, baik untuk gambar maupun untuk kata-kata. Warna tidak boleh banyak ragam.
Disekolah, poster selain dapat mengkampanyekan pesan-pesan edukatif juga dapat dijadikan suatu proyek untuk pelajaran menggambar, yakni siswa belajar memvisualisasikan suatu ide dengan gambar yang jelas dan dengan kalimat yang pendek dan tegas, sehingga melalui poster ini diharapkan daya kreasi siswa dapat meningkat. Poster hendaknya tidak dipajang dalam waktu yang lama, karena mengingat bahwa manusia itu lekas terbiasa dengan lingkungannya, sehingga besar kemungkinan ia tidak lagi mempedulikannya lagi dan daya tarik poster pun lenyap, sehingga tidak berarti apa-apa lagi.
Hal yang membuat poster memiliki kekuatan untuk dicerna oleh orang yang melihat karena poster lebih menonjolkan kekuatan pesan, visual dan warna. Namun demikian, di masyarakat poster lebih banyak digunakan untuk kepentingan propaganda bisnis, promosi, sosial dan penanaman-penanaman nilai di masyarakat. Misalnya poster yang bertema tentang dilarang merokok, hindari obat-obatan terlarang, membeli produk dalam negeri, membeli produk sebuah perusahaan tertentu, gerakan orang tua asuh, gerakan keluarga berencana, budayakan membayar pajak, dan lain-lain. Dengan visualisasi yang kuat dan menyentuh, banyak masyarakat yang tergerak hatinya untuk melakukan seperti yang di informasikan dalam poster/
a. Penggunaan Poster dalam Pembelajaran
Menggunakan poster untuk pembelajaran dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :
1. Digunakan sebagai bagian dari kegiatan belajar mengajar, dalam hal ini poster digunakan saat guru menerangkan sebuh materi kepada siswa (poster sebagai media pembelajaran), begitu halnya siswa dalam mempelajari materi menggunakan poster yang disediakan oleh guru. Poster yang digunakan ini harus relevan dengan tujuan dan materi. Poster disediakan guru baik dengan cara membuat sendiri maupun dengan cara membeli / menggunakan yang sudah ada. Dalam penggunannya poster di pasang di tengah kelas pada saat dibutuhkan dan di tanggalkan lagi setelah pembelajaran selesai. Misalnya guru membelajarkan siswa tentang teknik menulis karangan naratif tentang pentingnya buang sampah pada tempatnya. Kemudia guru memasang sebuah poster tentang akibat membuang sampah sembarangan. Guru menugaskan siswa untuk mengamati poster tersebut lalu kemudian siswa diperintahkan untuk membuat karangan berdasarkan poster tersebut.
2. Digunakan di luar pembelajaran yang bertujuan untuk memotivasi siswa, sebagai peringatan, ajakan, propaganda atau ajakan untuk melakukan sesuatu yang postitif dan penanaman nilai-nilai sosial dan keagamanaan. Dalam hal ini poster tidak digunakan saat pembelajaran namun di pajang di dalam kelas atau disekitar sekolah di tempat yang strategis agar terlihat dengan jelas oleh siswa. Misalnya ajakan untuk rajin menabung, senantiasa membuang sampah pada tempatnya, mengingatkan untuk melaksanakan ibadah, tidak mencontek, dan lain-lain. Perbedaan antara poster yang digunakan dalam pembelajaran dan diluar pembelajaran tidak memiliki perbedaan yang mendasar. Perbedaannya hanya pada penyimpanan, dan tema-tema yang dipilih, untuk poster pembelajaran biasanya mengangkat tema-tema yang spesifik sesuai dengan kurikulum, sedangkan poster untuk pajangan biasanya menggunakajn tema-tema umum dan universal sehingga tidak lapuk oleh zaman. Kedua jenis poster tersebut jika dilihat dari teknik dan prinsip-prinsip pembuatannya sama tidak memiliki perbedaan.
E. Papan Visual
Media pembelajaran pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu media pembelajaran modern dan media pembelajaran tradisional. Papan tulis adalah salah satu media pembelajaran tradisional yang termasuk dalam klasifikasi media grafis 2 dimensi non projeksi yang tergolong media visual karena papan tulis mempunyai panjang dan lebar dalam satu bidang datar.
Papan tulis juga adalah alat pembelajaran yang dapat dikategorikan sebagai media pembelajaran karena papan tulis tersebut digunakan untuk menyampaikan informasi dan digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran.
Papan tulis mungkin merupakan media yang paling lazim dan sering digunakan dalam pengajaran. Para guru akan merasa ada sesuatu yang kurang dalam kelas bila tidak ada papan tulis. Karena untuk mata pelajaran tertentu khususnya matematika penggunaan media papan tulis memang sangat diperlukan. Karena media visual yang tedapat pada tulisan-tulisan yang kita sajikan pada papan tulis lebih mudah untuk ditangkap atau diterima dibandingkan apabila hanya dijelaskan dengan metode ceramah saja yang diterima oleh indera pendengaran.
Informasi visual memang sangat mudah untuk dapat diterima oleh kalangan mana saja dan tentunya akan lebih lama untuk diingat oleh memori otak manusia karena visual memiliki komposisi yang paling banyak dalam menerima informasi dibandingkan dengan mendengarkan.
Media papan tulis paling mudah untuk diterapkan dan sangat ekonomi, dapat diterapkan pada semua kalangan. Dengan pemakaian media papan tulis pada saat menjelaskan materi pelajaran, memiliki nilai manfaat yang sangat penting yaitu penyajian pelajaran dapat dilakukan dengan jelas oleh pengajar selangkah demi selangkah dan secara sitematis, apabila terdapat kekeliruan atau kesalahan dapat dilihat dan langsung diperbaiki oleh pengajar.
Merangsang murid untuk dapat belajar secara efektif karena dapat melihat dan dapat membaca secara langung apa yang guru jelaskan di papan tulis. Papan tulis/blackboard pada umumnya terbuat dari kayu atau multipleks dan memerlukan sarana berupa kapur tulis.
Mengenai ukuran papan tulis, biasanya menyesuaikan dengan format ruang. Dalam menggunakan papan tulis perlu memperhatikan beberapa aspek:
- Papan harus bersih, tanpa ada tulisan atau coretan apapun
- guru harus berada disamping papan agar tidak menghalangi pandangan murid
- ketika sedang menulis di papan, hindari berbicara ke arah papan karena kontak dengan siswa akan terganggu.
- penggunaan atau pemilihan kapur tulis berwarna harus sesuai dengan kebutuhan dan harus bermakna.
Kelebihan menggunakan media papan tulis:
- dapat digunakan di segala jenis tingkatan lembaga,
- dapat dengan mudah memperhatikan keaktifan kelas,
- sifatnya kongkrit dalam memperjelas masalah misalnya penerapan rumus-rumus matematika, dapat digunakan seketika (spontan) tanpa persiapan,
- perawatan mudah dan tahan lama serta alat tulisnya yang berupa kapur tulis relatif murah.
- Yang terpenting adalah papan tulis sangat ekonomis dan mudah digunakan.
Kelemahan penggunaan papan tulis :
- kotor dan berdebu, karena debu sisa-sisa kapur tulis yang berterbangan akan mengotori lantai kelas dan tangan guru itu sendiri.
- papan tulis juga kurang menguntungkan bagi guru yang tulisannya kurang bagus serta ukurannya terbatas, artinya tulisan guru yang kecil akan kurang efektif karena hanya dapat dilihat sekelompok orang yang berada di depan saja
Papan Informasi
Papan Informasi (PI) merupakan tempat untuk menempelkan informasi yang perlu diketahui masyarakat. Selain sebagai sarana informasi, PI juga merupakan sarana pembelajaran (edukasi). Papan visual jenis ini juga ada di berbagai sekolah- sekolah, guna untuk mendapatkan informasi terbaru, seperti halnya papan mading.
2. Benda Asli dan Tiruan
Dalam proses pembelajaran, benda asli dapat digunakan sebagai media. Agar lebih memahami tentang media benda asli, di bawah ini akan diuraikan tentang pengertian media benda asli, kelebihan dan kekurangan menggunakan media benda asli dan penggunaan media benda asli.
Pengertian Benda Asli
Menurut Mulyani Sumantri dan Johar Permana (1999 : 202) menyatakan bahwa “media benda asli merupakan benda yang sebenarnya membantu pengalaman nyata peserta didik dan menarik minat dan semangat belajar siswa”.
Dengan menggunakan media benda asli akan memberikan rangsangan yang amat penting bagi siswa untuk mempelajari berbagai hal terutama menyangkut pengembangan keterampilan tertentu.
Kelebihan Media Benda Asli
1. Dapat membantu guru dalam menjelaskan suatu materi kepada peserta didik.
2. Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempelajari situasi yang nyata.
3. Dapat melatih keterampilan siswa menggunakan alat indera. (A. Tabrani, Rusyan, 1993 : 199)
Berdasarkan uraian di atas dapat diperjelas kembali bahwa kelebihan media benda asli dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempelajari sesuatu menggunakan obyek-obyek nyata.
Kelemahan Media Benda Asli
- Membawa siswa ke berbagai tempat di luar sekolah yang terkadang memiliki resiko dalam bentuk kecelakaan dan sejenisnya.
- Biaya yang diperlukan untuk mengadakan berbagai obyek nyata tidak sedikit dan memiliki kemungkinan kerusakan dalam menggunakannya.
- Tidak selalu memberikan gambaran obyek yang seharusnya (R. Ibrahim dan Nana Syahodih, 1993 : 82)
Kelemahan-kelemahan yang diuraikan di atas hendaknya dapat diatasi dengan cara menggunakan media benda asli yang ada di sekitar lokasi sekolah yang dapat dijadikan penunjang dalam proses pembelajaran, disesuaikan dengan pelajaran dan berusaha membawa benda asli ke dalam kelas yang dapat digunakan untuk menjelaskan materi dalam lingkup kelas.
Pengertian Benda Tiruan
Media benda tiruan sering disebut sebagai model. Belajar melalui model dilakukan untuk pokok bahasan tertentu yang tidak mungkin dapat dilakukan melalui pengalaman langsung atau melalui benda sebenarnya.
Ada beberapa tujuan belajar dengan menggunakan model, yaitu: mengatasi kesulitan yang muncul ketika mempelajari obyek yang terlalu besar, untuk mempelajari obyek yang telah menyejarah di masa lampau, untuk mempelajari obyek-obyek yang tak terjangkau secara fisik, untuk mempelajari obyek yang mudak dijangkau tetapi tidak memberikan keterangan yang memadai (misalnya mata manusia, telinga manusia), untuk mempelajari konstruksi-konstruksi yang abstrak, untuk memperliatkan proses dari obyek yang luas (misalnya proses peredaran planit-planit).
Kelebihan Benda Tiruan
1. belajar dapat difokuskan pada bagian yang penting-penting saja,
2. dapat mempertunjukkan struktur dalam suatu obyek,
3. siswa memperoleh pengalaman yang konkrit. (media gambar)
Kekurangan Benda Tiruan
1. benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran.
2. Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Bila komunikasi nonverbal didefinisikan sebagai komunikasi tanpa kata (bahasa lisan) merupakan suatu penyederhanaan berlebihan (oversimplification), karena kata yang berbentuk tulisan tetap dianggap verbal meskipun tidak memiliki unsur suara
Media visual adalah media yang melibatkan inderal penglihatan. Terdapat dua jenis pesan yang dimuat dalam media visual, yakni pesan verbal dan nonverbal. Pesan verbal-visual terdiri atas kata-kata (bahasa verbal) dalam bentuk tulisan; dan pesan nonverbal-visual adalah pesan yang dituangkan ke dalam simbol-simbol nonverbal-visual. Posisi simbol-simbol nonverbal-visual yakni sebagai pengganti bahasa verbal, maka ia bisa disebut sebagai bahasa visual. Bahasa visual inilah yang kemudian menjadi software-nya media visual. Contohnya yaitu : sketsa, diagram, bagan, grafik, kartun, poster, papan buletin dan lainn
B.Saran
Dalam pembuatan makalah ini masih banyak lagi kekurangan,baik dari segi isi,analisis,maupun pembuatanya,diharapkan kepada pembaca agar memberi kritik dan saran untuk kesempurnaan makalah ini.dan dengan membaca makalah ini,mudah-mudahan akan menambah pengetahuan kita semua.